history,
Kalau kalian berasal dari luar Blitar untuk menuju istana ini tidak dapat dijangkau dengan angkutan umum kayak bis ataupun angkot karena tempatnya yang masuk daerah perumahan so kalau mau kesana dari arah stasiun kereta api tau terminal mending naik becak. Istana ini masih dalam lingkungan kota blitar tepatnya di daerah Gebang meski tidak jauh jangan coba-coba jalan kaki, bisa-bisa ndetraveller keju (bahasa jawanya). Kalau aku dan sigadis desa Iis memilih naik sepeda othel kesana, kami ini pecinta lingkungan (modus hemat aslinya).

Si gadis desa iis betah banget di ruangan ini karena kalau buat foto seakan berada di jaman dulu padahal gak juga, maklum gadis desa hahaah sorry dedek bercanda ya. Dari semua lukisan dan foto di ruangan ini ada dua gambar yang bikin menarik!! pertama gambar pak karno yang sedang menunjuk kalau kita jalan kemanapun di ruangan ini seakan telunjuknya mengarah pada kita bahkan foto bung karnopun juga seakan melihat gerak kita disekitar rumah beliau. Tapi ada satu guci yang menurut kami bagus biut, emang sih kita bukan kolektor guci cuman emang guci ini bagus men.

Disana banyak lukisan bung karno cuman besarnya lumayan. Keluar dari rumah beliau kita akan menemukan pelataran belakang yang cukup hijau karena dihiasi tanaman hijau serta mobil tua terparkir unyu disana sebuah mersedes type 190 terdiam. Sebuah balai kesenian indah dibangun disampingnya dengan gamelan yang lengkap tertata rapi disisi utara bangunan. Oh my god gak bisa bayangin sekaya apa keluarga ini dahulunya bahkan menurutku rumah mereka cerminan suasana keluarga dulunya seperti apa yakni damai, menghibur dan berkecukupan. Ruangan balai kesenian ini juga kadang dipakai masyarakat umum untuk mengadakan acara pertemuan maupun acara music. Banyak banget yang bisa diajarkan sejarah dari rumah ini, we love history.
Istana Gebang
Assalamu’alaikum Wr Wb ndetraveller
Ini jelas bukan museum angkut ndetraveller.Ini tempat sejarah bagi kita semua, bagi kalian para generasi muda dan bagi kalian para saksi sejarah bangsa.

Soekarno nama yang besar dengan mimpinya yang besar, suaranya lantang dan tekadnya kuat bak ombak menghadang nelayan. Beliau memang tidak lahir di Blitar namn petilasannya tertanam di kota kecil ini. Si kecil Soekarno memiliki ibu yang berasal dari bali dengan sang ayah yang berasal dari keluarga mampu serta seorang kakak perempuan bernama ibu Wardoyo. Istana gebang merupakan satu diantara ratusan peninggalan bung kano sapaan Soekarno ketika dewasa. Istana Gebang adalah saksi bungkam keluarga Soekarno
Ketika kalian tiba di depan istana gebang kita akan disambut patung bung karno seakan menyambut kita para tamunya untuk singgah ke rumah beliau. Rumah seluas kurang lebih satu hektar itu tetep kokoh meski termakan jaman. Hal yang paling menyenangkan dari istana ini adalah tiket masuknya gratis mbak bro , kami makhluk ekonomis men meski udah dapet penghasilan sendiri tetep ja konsep hidup hemat harus dimiliki heheheh…..Selain itu bebas foto-foto nah yang ini mbak dwik pengen banget banget narsisnya.
Ada juga mbak-mbak cantik yag akan mengantarkan kita dan memberi penjelasan tentang sejarah rumah orang tua bumg karno ini. Berjalan di teras bung Karno kita akan dipertontonkan lukisan bung karno serta seretetan kursi yang ditata apik dan ketika berjalan masuk ke rumah terdapat beberapa kamar yang masih terawat dan bersih. Ada 4 kamar tidur di istana ini, dari 4 kamar hanya satu kamar yang memiliki kamar mandi di dalam yang mana merupakan kamar orang tua bung Karno. Umumnya setiap kamar ada wastafel , lemari dan tentu saja ranjang yang sejak dulu tak berubah namun kalau kamar perempuannya lebih banyak ada cerminnya, eleh eleh jaman dulu atau sekarang untuk soal dandan kayaknya sama pentingnya bagi kaum kite ye.
Bung karno terakhir kali berkunjung ke rumah ini pada awal tahun 1965. Lepas dari kamar tidur, jalan kedalam lagi kita udah disajikan ruang keluarga. Haduh kalau udah disini gak pengen keluar rasanya karena banyak banget foto keluarga soekarno yang menyimpan kenangan masa lalu. Terdapat foto istri-istri bung karno yang dipajang di dinding ruangan. Istri-istri bung karno yang aku sebutkan tadi tentunya diantarnya adalah ibu Fatmawati dan ibu ratnasari dewi bahkan ada juga foto pernikahan putra bung karno yaitu bapak guruh. Ibu ratnasari dewi memiliki putri bernama kartika, cantik sekali maklum masih keturunan jepang.

Si gadis desa iis betah banget di ruangan ini karena kalau buat foto seakan berada di jaman dulu padahal gak juga, maklum gadis desa hahaah sorry dedek bercanda ya. Dari semua lukisan dan foto di ruangan ini ada dua gambar yang bikin menarik!! pertama gambar pak karno yang sedang menunjuk kalau kita jalan kemanapun di ruangan ini seakan telunjuknya mengarah pada kita bahkan foto bung karnopun juga seakan melihat gerak kita disekitar rumah beliau. Tapi ada satu guci yang menurut kami bagus biut, emang sih kita bukan kolektor guci cuman emang guci ini bagus men.

Setelah dari ruang tengah agak ke belakang ada meja pertemuan dengan suguhan gamelan disisi pojok ruangan yang memang biasanya dimainkan untuk mengiringi perjamuan. Diruangan yang lain kita bakal ketemu dengan ruang masak. Di dalam ruangan ini terdapt lemari untuk penyimpanan barang pecah belah, toples, kotak beras, wajan besar yang dulu digunakan untuk pembuatan minyak kelapa hasil dari kebun kelapa ayahanda bung karno di desa Jiwut, Nglegok kota Blitar. Kita juga melihat sepeda onthel untuk olahraga kebugaran oleh-oleh bung karno untuk kakaknya ketika berkunjung ke Cina. Selain itu ada tulisan dalam huruf Jepang oleh ibu ratnasari dewi tanggal 10 November 1985 yang berisi doa-doa untuk bung karno. Ada juga sumur tua tapi bagiku kalau sumur dimana-mana juga sama jadi kita skip aja oke.
Disana banyak lukisan bung karno cuman besarnya lumayan. Keluar dari rumah beliau kita akan menemukan pelataran belakang yang cukup hijau karena dihiasi tanaman hijau serta mobil tua terparkir unyu disana sebuah mersedes type 190 terdiam. Sebuah balai kesenian indah dibangun disampingnya dengan gamelan yang lengkap tertata rapi disisi utara bangunan. Oh my god gak bisa bayangin sekaya apa keluarga ini dahulunya bahkan menurutku rumah mereka cerminan suasana keluarga dulunya seperti apa yakni damai, menghibur dan berkecukupan. Ruangan balai kesenian ini juga kadang dipakai masyarakat umum untuk mengadakan acara pertemuan maupun acara music. Banyak banget yang bisa diajarkan sejarah dari rumah ini, we love history.
Sekian
dulu perjalanan dari kami, salam gadis desa
Wassalamu’
alaikum Wr Wb
0 comments: