liyane,
Selayang Pandang Gardu Kampung Anyar
Sudah pernah dibilang kan kalau
pemandangan dari ketinggian itu indah,
yap!!
kami juga menyadarinya ketika pergi ke tempat ini. Anginnya yang sepoi dan
hamparan pohon berjejer dengan bentangan lagit yang mengharu biru membawa
nuansa ketenangan
Assalamu alaikum Wr.Wb welcome to
Gardu Kampung Anyar
Di sabtu pagi yang ceria setelah
lama menghayati telaga pacuh kami bergegas menuju Gardu Kampong
Anyar yang letaknya dipinggiran utara Kota Blitar
tepatnya di daerah
Kampung Anyar desa
Sumberasri Kec.Nglegok. Jalan menuju kesana
awalnya nyaman dan masih bisa kami lewati dengan aman bahkan kami
juga menyaksikan keindahan alam berupa gunung Kelud yang terlihat jelas
ketika memasuki daerah kampung anyar. Sebut saja tindakan kami ini ndeso tapi
mau dikata apa memang menurut kami daerah ini indah bahkan sebelum sampai di Gardu
Kampung Anyarnya.
Ketika kami telah sampai dibawah kaki gardu
(begitu kami
menyebutnya) jalannya tidak beraspal ataupun bermakadam tapi ya itu bertanah
dan berbatu jadi motor harus dipacu naik seakan mengitari bukit. Kalau lewat
sini tidak bisa naik mobil harus naik kendaraan roda dua karena sempit. Awalnya
aku oke aja ditambah gadis desa si Iis tuh yang aku bonceng, kalau dia mah mana mau bonceng aku
kalau tahu jalannya kayak gitu karena belum
punya SIM alias belum cukup umur ya dek.
Kalau
pas menuju gardunya sih masih
aku telorir ditambah dikanan kiri banyak pemandangan bagus berupa
perkebunan desa Gambar
jadi kalau diliat dari foto
kami yang diupload kalau menurut kalian
hasilnya biasa saja sebenarnya itu salah besar karena kesalahan bukan karena
mata kalian tapi dari kamera handpond aye yang memang cuman 5 mega pixel yang
gak mampu
nangkap pemandangan jarak jauh makanya beliin dunk wkwkwwk.
Sampai di depan gardu kami disambut sigardu ukuran sedang
bertengger diatas bukit, kenapa aku sebut sedang karena ukurannya lebih besar dari gardu atau
gubuk yang ada disawah-sawah tapi lebih kecil dari pendopo di alun-alun. Disana
ada penjaganya seorang bapak-bapak namun kami tidak dikenakan tiket masuk alias
gratis untuk celingak celinguk atau sekedar narsis-narsisan. Tidak ada pedagang
ataupun tukang parkir yang biasanya muncul di kawasan wisata, yang ada
hanya kesunyian,
kicauan burung dan alam yang kami nikmatin saat ini. Beberapa kursi diletakan
di dekat gardu, aku rasa peletakannya sangat bagus dan tahu mengenai posisi
narsis yang eunak dan apik untuk melihat pemandangan yang disajikan oleh si Gardu
Kampung Anyar ini.
Tower
atau Gardu ini dahulunya dibuat untuk
gardu pantau keamanan di
area Perkebunan. Dari
ketinggian ini kita bisa melihat perkebunan cengkeh, kopi,
cokelat, tebu menghampar luas
yang tak enak jika tidak diabadikan. Tidak ada kata yang bisa
terungkap dan keluar dari mulut kami selain “indah” memang tempat yang tidak
bisa dibandingkan dari apapun adalah ciptaan Allah SWT.
Setelah jepret sana sini dengan
si gerombolan anak-anak ini kami pun
bergegas pulang maklum hari semakin mendekati ashar sedangkan kami juga butuh
sholat dhuhur,
terlebih deket gardu gak ada mushola, mau sholat disitu kamar mandinya kotor
dan membuat buluk kuduk saling bersitegang dan mengerutkan alis tanda gak yakin
bener sehingga diputuskan untuk berpulang.
Berpulang? Perlu dikoreksi nih pulang
ke rumah maksudnya, jadilah rombongan ibu-ibu
arisan muda ini turun bukit.
Awalnya aku nyalakan mesin tapi
liat yang lain mesinnya pada dimatiin ya ngikut dunk dimatikan, gak
tahunya jalan yang naik tadi waktu
pulang terasa kayak roller coaster waktu turunnya untungnya si paijo ini alias
motor ijoku punya
rem agak cakram jadi waktu turunnya
bisa dikendalikan namun sayang ban motor licin sehingga kadang-kadang agak
tergelincir juga namun syukur alhamdulilah gak sampai jatuh.
Turunnya bagai bola menggelinding
begitu saja wah-wah untung masih bisa aku hadapi. Kami juga tidak langsung
pulang ke rumah mampir ke tempatnya risa buat makan siang, temenku satu ini
emang baik banget abis kita lebih sering ngrepotin dia, diajak makan pisan
senengnya punya temen baik gini. Terima kasih ya risa cantik dan dewi juga satu
lagi si Ria
yang mau nunjukin jalan serta tidak ketinggalan sinarsis baru selain dewi yang
ku kenal eang ratunya narsis si asfi semoga jalan-jalannya menyenangkan hati
kalian. Terima kasih juga udah mau disusahkan sama kita-kita.
Akhir
kata salam gadis desa, Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Mbak kalo bawa mobil, untuk naik keatas ada jasa ojek kah? Atau jalan kaki apa jauh?
BalasHapuskalau jalan kaki mah jauh biut mbak
BalasHapuskalau naik mobil jalannya terlalu sempit, saya sarankan jangan naik mobil. kalau naik mobil terpaksa parkir sebelum tanjakan ke gardu karang anyar yang belum aspal itu tetapi sudah masuk desa sumberasri.
alangkah baiknya naik motor saja dan mungkin bisa sewa ojek di desa sumber asrinya.