liyane,

Selayang Pandang Gardu Kampung Anyar

6:10 AM ndeso-traveller 2 Comments


Sudah pernah dibilang kan kalau pemandangan dari ketinggian itu indah, yap!! kami juga menyadarinya ketika pergi ke tempat ini. Anginnya yang sepoi dan hamparan pohon berjejer dengan bentangan lagit yang mengharu biru membawa nuansa ketenangan


Assalamu alaikum Wr.Wb welcome to Gardu Kampung Anyar
Di sabtu pagi yang ceria setelah lama menghayati telaga pacuh kami bergegas menuju Gardu Kampong Anyar  yang letaknya dipinggiran utara Kota Blitar tepatnya di daerah Kampung Anyar desa Sumberasri Kec.Nglegok. Jalan menuju kesana awalnya nyaman dan masih bisa kami lewati dengan aman bahkan kami juga menyaksikan keindahan alam berupa gunung Kelud yang terlihat jelas ketika memasuki daerah kampung anyar. Sebut saja tindakan kami ini ndeso tapi mau dikata apa memang menurut kami daerah ini indah bahkan sebelum sampai di Gardu Kampung Anyarnya.

 Ketika kami telah sampai dibawah kaki gardu (begitu kami menyebutnya) jalannya tidak beraspal ataupun bermakadam tapi ya itu bertanah dan berbatu jadi motor harus dipacu naik seakan mengitari bukit. Kalau lewat sini tidak bisa naik mobil harus naik kendaraan roda dua karena sempit. Awalnya aku oke aja ditambah gadis desa si Iis tuh yang aku bonceng, kalau dia mah mana mau bonceng aku kalau tahu jalannya kayak gitu karena belum punya SIM alias belum cukup umur ya dek.

Kalau pas menuju gardunya sih masih aku telorir ditambah dikanan kiri banyak pemandangan bagus berupa perkebunan desa Gambar jadi kalau diliat dari foto kami yang diupload kalau menurut kalian hasilnya biasa saja sebenarnya itu salah besar karena kesalahan bukan karena mata kalian tapi dari kamera handpond aye yang memang cuman 5 mega pixel yang gak mampu nangkap pemandangan jarak jauh makanya beliin dunk wkwkwwk.


Sampai di depan gardu kami disambut sigardu ukuran sedang bertengger diatas bukit, kenapa aku sebut sedang karena ukurannya lebih besar dari gardu atau gubuk yang ada disawah-sawah tapi lebih kecil dari pendopo di alun-alun. Disana ada penjaganya seorang bapak-bapak namun kami tidak dikenakan tiket masuk alias gratis untuk celingak celinguk atau sekedar narsis-narsisan. Tidak ada pedagang ataupun tukang parkir yang biasanya muncul di kawasan wisata, yang ada hanya kesunyian, kicauan burung dan alam yang kami nikmatin saat ini. Beberapa kursi diletakan di dekat gardu, aku rasa peletakannya sangat bagus dan tahu mengenai posisi narsis yang eunak dan apik untuk melihat pemandangan yang disajikan oleh si Gardu Kampung Anyar ini. 


Tower atau Gardu ini dahulunya dibuat untuk gardu pantau keamanan di area Perkebunan.  Dari ketinggian ini kita bisa melihat perkebunan cengkeh, kopi, cokelat, tebu menghampar luas yang tak enak jika tidak diabadikan. Tidak ada kata yang bisa terungkap dan keluar dari mulut kami selain “indah” memang tempat yang tidak bisa dibandingkan dari apapun adalah ciptaan Allah SWT. 



Setelah jepret sana sini dengan si gerombolan anak-anak ini kami pun bergegas pulang maklum hari semakin mendekati ashar sedangkan kami juga butuh sholat dhuhur, terlebih deket gardu gak ada mushola, mau sholat disitu kamar mandinya kotor dan membuat buluk kuduk saling bersitegang dan mengerutkan alis tanda gak yakin bener sehingga diputuskan untuk berpulang. Berpulang? Perlu dikoreksi nih pulang ke rumah maksudnya, jadilah rombongan ibu-ibu arisan muda ini turun bukit.

Awalnya aku nyalakan mesin tapi liat yang lain mesinnya pada dimatiin ya ngikut dunk dimatikan, gak tahunya  jalan yang naik tadi waktu pulang terasa kayak roller coaster  waktu turunnya untungnya si paijo ini alias motor ijoku punya rem agak cakram jadi waktu turunnya bisa dikendalikan namun sayang ban motor licin sehingga kadang-kadang agak tergelincir juga namun syukur alhamdulilah gak sampai jatuh. 





Turunnya bagai bola menggelinding begitu saja wah-wah untung masih bisa aku hadapi. Kami juga tidak langsung pulang ke rumah mampir ke tempatnya risa buat makan siang, temenku satu ini emang baik banget abis kita lebih sering ngrepotin dia, diajak makan pisan senengnya punya temen baik gini. Terima kasih ya risa cantik dan dewi juga satu lagi si Ria yang mau nunjukin jalan serta tidak ketinggalan sinarsis baru selain dewi yang ku kenal eang ratunya narsis si asfi semoga jalan-jalannya menyenangkan hati kalian. Terima kasih juga udah mau disusahkan sama kita-kita.

Akhir kata salam gadis desa, Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

2 komentar:

  1. Mbak kalo bawa mobil, untuk naik keatas ada jasa ojek kah? Atau jalan kaki apa jauh?

    BalasHapus
  2. kalau jalan kaki mah jauh biut mbak
    kalau naik mobil jalannya terlalu sempit, saya sarankan jangan naik mobil. kalau naik mobil terpaksa parkir sebelum tanjakan ke gardu karang anyar yang belum aspal itu tetapi sudah masuk desa sumberasri.
    alangkah baiknya naik motor saja dan mungkin bisa sewa ojek di desa sumber asrinya.

    BalasHapus